1 Oktober 2023

Beranda » Anak Usia Belasan Tahun Mencuri Kotak Amal di Masjid

Anak Usia Belasan Tahun Mencuri Kotak Amal di Masjid

2 min read

SUARAJAVAINDO.COM, JEPARA – Selasa (01/06/2021). Membaca berita ada anak usia belasan tahun yang mencuri kotak amal masjid, untuk kebutuhan makan dirinya dan ayahnya, karena ayahnya tidak bisa bekerja, jujur saya merasa sedih sekali. Sedih karena sang anak itu harus diikat dan diarak keliling desa dengan tangan dan leher terikat.

Mungkin bagi sebagian orang, pencurian kotak amal adalah sesuatu yang menjengkelkan. Sehingga harus dan layak dihukum. Tapi tidakkah kita berpikir bahwa profil sang pencuri, yang ayahnya tidak bisa bekerja dan miskin itu, sebenarnya memang punya hak atas isi kotak amal di kampungnya? Bukankah dalam bahasa lain sebenarnya dia sedang mengambil haknya?

Ya okelah bagaimanapun itu tetap saja sebuah pencurian. Tetap salah. Tapi kenapa sampai harus diarak dan diikat? Tidak ada kah sedikit rasa kasihan kepada orang seperti anak itu yang kelaparan dan butuh makan?

Kejadian ini jelas menampar JK yang sebelumnya menyerukan setengah dari kotak amal di seluruh Indonesia agar disalurkan untuk Palestina. Juga menampar telak orang-orang yang selama ini getol menggelar aksi donasi untuk Palestina.

Entah bagaimana ceritanya kita jadi lebih peduli terhadap orang-orang di Palestina? Padahal kalau bicara soal agama, kita ini negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Kenapa justru malah lebih memperhatikan Palestina? Sementara masalah di dalam negeri, urusan tetangga juga masih belum sepenuhnya selesai.

Puluhan miliar terkumpul untuk Palestina dalam hitungan hari. Para ustad dan selebritis merayakan dengan takbir, seolah itu adalah tiket bagi mereka untuk menuju surga karena telah membantu orang-orang Palestina. Tapi ternyata, tak jauh dari tempat kita, di Aceh sana, ada anak berusia belasan tahun yang ayahnya sakit-sakitan tidak bisa bekerja, harus mencuri uang 1.5 juta rupiah dari kotak amal demi bisa makan.

1.5 juta rupiah. Jelas angka yang tidak sebanding dengan puluhan miliar yang disalurkan untuk Palestina. Tapi nampaknya itu terasa sangat mahal karena tidak keren untuk dijadikan konten dan eksis di sosial media.***

Penulis – Purnomo.