Saat Prabowo dipilih menjadi menteri, saat itu pula saya termasuk yang kecewa.
1 min read
SUARAJAVAINDO.COM – JEPARA, Tidak habis pikir. Bukan sebatas tidak suka dengan Prabowo, tapi ini soal sejarah demokrasi di Indonesia yang bisa membentuk pola baru.
ㅤ
Jelas agak mengkhawatirkan pasca 2024 nanti. Apakah dua pasang calon akan sama-sama menjadi bagian dari pemerintah dan Pilpres hanya jadi ajang drama? Ataukah akan kembali terjadi keseimbangan antara oposisi dan pemerintah.
ㅤ
Tapi hari ini nampaknya kita perlu maklum dan mulai sadar soal rencana jangka panjang Presiden.
ㅤ
Karena coba bayangkan, jika Prabowo masih berada di luar pemerintah dan menjadi oposisi. Lalu tiba-tiba Presiden berencana membangun ibu kota baru, tepat di sekitar 220 ribu hektar lahan negara yang sejak puluhan tahun lalu dikuasai oleh Prabowo. Kira-kira apa reaksi Gerindra? Jelas akan ada penolakan sengit.
ㅤ
Bahkan kalaupun pembangunan ibu kota tetap dijalankan, Gerindra dan Prabowo pasti cenderung akan terus mengkritik. Sementara Fadli Zon mungkin akan tampil dengan banyak analisa hoaxnya, seperti saat dia memainkan isu Ratna Sarumpaet.
ㅤ
Kemudian minggu lalu, bayangkan Prabowo masih jadi oposisi, tiba-tiba pemerintah mengambil alih TMII. Tempat wisata milik negara yang selama 44 tahun dikuasai oleh yayasan keluarga Soeharto, mertuanya Prabowo. Kira-kira, apa reaksi Gerindra? Jangankan berada di luar pemerintah, bahkan sekarang pun Fadli Zon masih nyinyir dan mengingatkan pemerintah agar tidak menggunakan TMII untuk bayar hutang.
ㅤ
Tapi berkat Prabowo menjadi bagian dari pemerintah, semua rencana tersebut dapat terealisasi dengan sangat halus. Lembut. Nyaris tanpa penolakan.
ㅤ
Lalu yang terbaru, Presdien Jokowi membentuk tim debt collector untuk menagih hutang BLBI kepada belasan pengusaha. Dimana salah satunya, adalah Hashim Djojo Hadikusumo, adik dari Prabowo Subianto.
Penulis – Purnomo.
ㅤ