29 November 2023

Beranda » Abah Hendro Syufaat ,Pendiri Pagar Nusa Kota Semarang Tutup Usia

Abah Hendro Syufaat ,Pendiri Pagar Nusa Kota Semarang Tutup Usia

2 min read

SUARAJAVAINDI.COM. SEMARANG.

Keluarga besar Perguruan Pencak silat Pagar Nusa khususnya Kota Semarang telah kehilangan salah satu putra terbaiknya Kyai Syufaat yang akrab dengan sapaan Abah Hendro Syufaat.

Beliau telah menghadap Sang Khaliq di Rumah Sakit Tugurejo Semarang, kamis (25 sekitar pukul 18.00 Kamis, (25/3)2021) di Rumah Sakit Tugurejo Semarang, kurang lebih jam 18.00 karena sakit darah tinggi dan stroke sejak 4 hari lalu.

Menurut rencana jenazah akan dimakamkan di TPU Krapyak, Semarang Barat, dekat rumah tinggal beliau di Jl. Subali Krapyak, Jum’at (26/3/2021). Info waktu menyusul.

Abah Hendro yang berasal dari Wedung, Demak ini adalah pendiri Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Kota Semarang dan menginisiasi pendirian Pagar Nusa Jawa Tengah.

Saat meninggal, beliau merupakan Ketua Dewan Khos Pagar Nusa Kota Semarang dan Pembina Kerohanian Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Semarang.

Abah Hendro pernah menjadi Ketua Pimpinan Cabang PSNU Pagar Nusa Kota Semarang tahun 1998-2011.

Almarhum adalah pendekar yang suka berpenampilan gondrong, mengikuti gurunya, yaitu KH Maksum Jauhari (Gus Maksum) Kediri.
Hanya ketika haji, tahun 2017 beliau, memangkas rambutnya.

Semasa muda, pesilat yang kuliah di IAIN Walisongo ini aktif di organisasi NU. Mulai di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda Ansor, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

Usai lulus kuliah dan menikah, beliau mengabdi menjadi pengurus NU mulai tingkat Ranting, Majelis Wakil Cabang (tingkat kecamatan), hingga Pengurus Cabang NU Kota Semarang.

Semasa hidupnya almarhum dikenal penyayang, loman/dermawan, dan ikhlas membantu siapapun. Lebih-lebih kepada anak-anak dan para pemuda.

Konsisten berdakwah melalui majlis taklim dan membina takmir masjid untuk memakmurkan masjid-masjid di Semarang Barat dan sekitarnya.

Juga dikenal ringan tangan dan selalu siap diminta tolong dalam urusan-urusan “rumit” tanpa kenal waktu. Mulai diminta mengobati orang kena tenung, membikin tobat preman kriminal, hingga meredam masalah di pedalaman Kalimantan dan pulau-pulau lain.

Santri-santri beliau maupun murid-murid silatnya sudah banyak yang menjadi atlet maupun tokoh penting. Baik di NU maupun di organisasi umum.

Selamat jalan, Abah. Semoga diampuni semua salah dan dosanya, diterima semua amal baiknya. Dan mendapat Rohmat Allah subhanahu WA Taala.

** Taufiq/ichwn